JURNALIST IN THE WORLD

Senin, 14 Mei 2012

Memperbaiki Prestasi dalam Kemandirian

Mandiri, mungkin kita sering mendengar kata tersebut. Ya, mandiri adalah ketidak tergantungan seorang manusia akan orang lain selagi ia mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan modal dirinya sendiri.
Prestasi, suatu hal yang sering membuat bangga akan upaya yang dilakukan diri sendiri, bakat yang dimiliki, ataupun dorongan niat yang kuat.
          Dengan mengerti tentang penjelasan singkat akan dua kata tersebut, kita dapat memahami akan judul diatas.
Mungkin kebanyakan orang salah mengartikan kata prestasi. Mengapa demikian? Karena mereka berfikir, prestasi itu sulit diraih ataupun membutuhkan kerja keras, dan kerjasama itu menumbuhkan keberhasilan yang identik juga dengan prestasi (hal yang diraih).
Marilah kita bahas,

1.   Prestasi itu sulit diraih
Memang benar adanya, menoreh prestasi itu tak semudah memetik bunga yang ada di setiap hamparan bumi. Namun tak selamanya prestasi itu tak mudah didapat. Orang yang menganggap dirinya tidak akan mampu menoreh prestasi itu adalah ciri orang yang gagal, dan sangat memungkinkan jika ia tidak akan pernah menoreh prestasi jika tak ada perubahan semasa ia menjalani kehidupan. Ia juga termasuk orang yang mempunyai rasa percaya diri yang amat rendah. Ya, percaya diri itu sendiri juga termasuk kunci keberhasilan atau bisa dibilang kunci prestasi juga. Lihatlah, orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri, ia tidak akan mendapat gelar sandang atas apa yang ia lakukan. Mengapa demikian? Karena ide-ide yang muncul dalam dirinya tidak ia tuangkan langsung ke masyarakat sekitarnya, namun ia simpan di dalam benaknya. Akhirnya yang muncul adalah ide-idenya yang kreatif dan yang mungkin diterima baik oleh orang banyak menjadi hak orang lain. Maksudnya disini adalah, ide-ide yang sebelumnya sudah anda temukan, menjadi tidak berharga lagi karena sudah ada orang lain yang mengambil atau mempunyai gagasan yang sama yang setelah itu ia publish ke masyarakat disekitarnya. Sedangkan orang yang percaya diri akan dikenal banyak orang. Bukan karena ia suka bergaul dengan rasa percaya diri yang melekat di dalam dirinya, namun karena ia tidak takut mengambil resiko akan segala sesuatu hal yang ia kemukakan di depan umum. Dampaknya sangat baik. Terlebih jika gagasan yang ia kemukakan mendapat respon yang baik oleh masyarakat sekitar. Dan mereka akan selalu mengingat orang tersebut. Kesimpulannya, prestasi itu mempunyai cara tersendiri untuk dapat  meraihnya.

2.  Kerjasama itu dapat menumbuhkan keberhasilan
Ya, tak ada salahnya bekerjasama, itu membuat dampak yang baik untuk semua pihak yang bersangkutan. Dan tentunya keuntungan pada setiap pihak. Namun tetap, semua itu bukanlah visi ataupun misi dalam meraih keberhasilan. Pernahkah anda melihat orang yang sedang duduk di bangku sekolah dan mengerjakan lembar soal dan ditemani oleh penjaga ruangan tersebut, atau mungkin anda pernah mengalaminya? Tepat, itu adalah ujian. 60% atau sebagian orang beranggapan sama yaitu, takut gagal dalam menghadapi ujian terlebih lagi jikalau ujian mata pelajaran yang tidak disukai karena tingkat kesulitan yang kebanyakan tidak mudah dimengerti. Saya tegaskan, anggapan seperti itu tidak sempurna benar. Orang yang beranggapan demikian, berarti ia telah menyerah sebelum berperang. Kembali ke materi nomor 1 di atas yang mengartikan bahwa kita harus percaya diri dalam melakukan suatu hal. Karena dengan kunci percaya diri yang kita miliki, dapat membantu kita dalam mengerjakan soal ujian tersebut, janganpun soal ujian, segala hal dapat kita kerjakan dengan mengandalkan kunci percaya diri itu. Maka dari itu bapak dan ibu guru sering bercakap tentang percaya diri di dalam menjawab pertanyaan.
Percaya diri itu goyah apabila ada beberapa factor yang mempengaruhi diri kita sendiri. Contoh factor disaat kita sedang ujian adalah, jawaban teman. Pasti kalian tak asing dengan kata contek. Mencontek itu memang nikmat, diawalnya. Tak jarang saya melihat para siswa sekolah yang sedang ujian, melakukan kegiatan yang sebenarnya tak ada guna tersebut. Prosesnya adalah, disaat kita dengan percaya dirinya mempunyai jawaban dari hati dan pikiran kita, kita mulai gundah disaat mengulangi pertanyaan tersebut, kita mulai ragu, dan tak segan mencari jawaban dengan saling berbisik satu sama lain, jika jawaban kita dan teman kita tak sama, kamu dengan sulitnya berpikir dan membandingkan jawaban (benar, kan? J) dan semakin lama percaya dirimu itu akan pudar, terlebih jika temanmu tersebut dikenal banyak orang karena kepintarannya. Nah, ini yang harus dihindari. Tentunya kita tahu, dong, mencontek itu “tidak boleh” apalagi di dalam pelaksanaan ujian.
Pernah, kita mencoba untuk tidak mencontek disaat ujian. Kita membuktikan secara tidak langsung kemampuan kita lewat jalur ujian tersebut, dan hasilnya kebanyakan orang tidak memuaskan. Kita coba lagi untuk tidak mencontek, tetapi kita sendiri malah jadi terbeban dan nilainya juga tetap tak maksimal. Nah, itulah rintangannya. Pada awalnya memang sulit sekali. Namun, lihat saja nanti di hasil akhir! Memungkinkan untukmu meraih peringkat. Jelasnya, perjuangan tak jauh dari rasa percaya diri (mandiri), niat, dan tentunya berdoa karena semua perjuangan membutuhkan doa.

Nah, sudah mengerti kan, penjelasan tentang meraih prestasi dan bekerjasama. Lalu apa kesimpulanmu?
          Keduanya saling berhubungan, prestasi itu harus dipertahankan utamanya ditingkatkan itu lebih baik. Dan tak lupa mencantumkan rasa percaya diri, niat, doa, dan sebaiknya dikerjakan sendiri atau bisa dibilang raih prestasi dengan kemandirian. Jangan sekali-kali berhenti atau lelah menoreh prestasi. Ada pepatah mengatakan “Carilah ilmu sampai ke negeri China” itu benar dan itu dapat menjadi motivator hidup. Jadi, jangan lupa untuk terus memperbaiki prestasi yang tetap pelaksanaannya di dalam perihal kemandirian!
Satu tips yang saya bagikan di sini, jangan terlalu memforsir tenaga, waktu, dan pikiran kita. Karena itu dapat menyebabkan stress dalam melakukan segala suatu hal utamanya belajar.
Belajar dan terus belajar memperbaiki prestasi, cari dan terus mencari ilmu pengetahuan yang luas, mandiri dan terus mandiri dalam melakukan suatu hal yang dapat dilakukan diri sendiri dan jangan bergantung pada orang lain selagi kita mampu mengerjakannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Jurnalist Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

visitor *start June 2012

free counters

visitors

free counters

Pengikut

Blog Archive

weather

Entri Populer

About Me

pinguin

fish

hamsterku ^_^

menus

SMS Online ^_^

follow my tweet


Hello !

welcome !

Powered By Blogger

Diberdayakan oleh Blogger.

for Allah SWT

pikacu cursor

Pikachu

twitter bird