JURNALIST IN THE WORLD

Jumat, 14 Maret 2014
Cuaca adalah keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain, suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan berbagai fenomena hujan di suatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, tahun) [Gibbs, 1987]. Sedangkan iklim adalah peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain, suhu, tekanan, angin, kelembaban, yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang. [Gibbs, 1987].
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. [Kementerian Lingkungan Hidup, 2001].

Para pakar dari University of Hawaii telah melakukan penelitian tentang perubahan iklim yang ekstrem yang akan terjadi di beberapa tahun mendatang. Penelitian yang dimuat dalam jurnal ilmiah Nature, pada tanggal 9 Oktober 2013 silam menyebutkan bahwa daerah tropis akan merasakan dampak perubahan iklim yang ekstrem itu lebih awal dari daerah lainnya.
Penyebab perubahan iklim yang ekstrem ini tidak jauh dari perilaku penduduk bumi utamanya adalah manusia yang mana nantinya akan berakibat pada tahun-tahun yang akan datang. Perbandingan pendapat menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang egois dan keras kepala, mereka tahu dan memahami adanya perubahan iklim yang akan datang tetapi kurang banyaknya tindakan yang mereka lakukan terutama dari penduduk di negara kita sendiri, Indonesia.
Kondisi negeri kita sangat memprihatinkan, dalam prediksi yang sudah diteliti oleh para pakar University of Hawaii, wilayah Papua akan menjadi daerah yang merasakan dampak perubahan iklim mendatang, kemudian disusul wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ini semua tak luput dari kegiatan-kegiatan manusia dalam bidang industri utamanya karena menyebabkan pengeluaran gas karbon yang berlebihan. Jumlah emisi karbon sudah melebihi ambang batas normal dan terus meningkat, pemanfaatan hasil bumi yang berlebihan untuk keperluan pribadi, penggunaan lahan sebagai tempat bebas pembangunan gedung dan apartemen, sehingga tumbuh-tumbuhan seperti pohon-pohon besar dibabat dan akhirnya menjadi lahan kritis. Siklus tersebut terus-menerus terjadi di negeri kita.
Sebenarnya, sadarkah kita bahwa pohon sangat berperan penting untuk mengurangi emisi karbon? Pohon menjadi andil besar dalam penurunan emisi karbon daripada tumbuhan lain seperti semak belukar, padang rumput, dan lahan pertanian. Dalam rumus fotosintesis yang sudah kita pelajari di Sekolah Dasar, tumbuhan berfotosintesis dengan cara menyerap karbon dioksida (CO2), air yang ada dalam tanah (H2O), dan bantuan dari sinar matahari. Lalu melepaskan oksigen (O2) dan menyimpan cadangan makanan. Dari proses sederhana yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan hijau ini, kita dapat mengatakan bahwa emisi karbon dioksida yang ada di Indonesia dapat menurun dengan adanya pohon-pohon yang akan menunjang penyerapan karbon dioksida dan pelepasan oksigen yang dibutuhkan untuk manusia dan penguatan lapisan atmosfer bumi. Penanaman seribu pohon, penanaman hutan kembali, hanya semua itu yang dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim yang ekstrem.
Dalam tabel penelitian, Indonesia-Manokwari, RCP 8.5 di tahun 2020 dan RCP 4.5 di tahun 2025, sedangkan Indonesia-Jakarta, RCP 8.5 di tahun 2029 dan RCP 4.5 di tahun 2042 yaitu mendekati umur Indonesia yang ke 100 tahun. RCP 8.5 adalah kondisi jika manusia membiarkan emisi karbon berjalan regular seperti saat ini tanpa upaya pencegahan, dimana dampak perubahan iklim akan terjadi lebih awal. Sementara RCP 4.5 adalah kondisi dimana manusia melakukan pencegahan terhadap perubahan iklim secara berkelanjutan. Jadi jika kita biarkan emisi karbon terus meningkat tanpa melakukan pencegahan, di tahun 2025 kita sudah merasakan dampak ekstrem dari perubahan iklim di Indonesia yang mana suhu di Indonesia menjadi sangat panas dan kering.
Dengan adanya penelitian tersebut di University of Hawaii, diharapkan agar mampu membawa pesan bagi semua orang bahwa perubahan iklim kini tengah berlangsung. Dan tergantung bagaimana cara kita menghadapinya. Apakah kita akan berupaya mencegah? Perubahan iklim yang saat ini kita rasakan sudah diberitakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berupa penayangan perubahan cuaca yang dapat diakses di website resmi BMKG.


_dari berbagai sumber

Oleh : Yoshima Syach Putri

Jurnalist Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

visitor *start June 2012

free counters

visitors

free counters

Pengikut

weather

Entri Populer

About Me

pinguin

fish

hamsterku ^_^

menus

SMS Online ^_^

follow my tweet


Hello !

welcome !

Powered By Blogger

Diberdayakan oleh Blogger.

for Allah SWT

pikacu cursor

Pikachu

twitter bird